Kantor Berita Internasional Ahlulbait -ABNA- Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth mengakui bahwa meski mendapat serangan berulang dari Amerika Serikat dan Israel, kapasitas rudal dan jaringan regional Iran tetap bertahan dan bahkan terus menguat. Media tersebut menyebut Republik Islam Iran sebagai “salah satu sedikit aktor regional yang masih memiliki kekuatan deterrence nyata.”
Laporan itu menyatakan bahwa Iran dengan cepat memulihkan fasilitas rudal dan industri bahan bakar padat pasca serangan Juni 2025, serta terus mengoperasikan produksi rudal secara intensif — termasuk kemampuan menembakkan hingga 2.000 rudal dalam satu gelombang pada perang mendatang.
Yedioth Ahronoth juga menyebut strategi Iran—mulai dari peluncur mobile, jaringan terowongan, hingga penyebaran geografis—membuat kekuatan rudalnya sulit dihancurkan lewat serangan pendahuluan. Menurut laporan tersebut, Iran masih memiliki 1.000–1.500 rudal balistik jarak menengah, meskipun sekitar seribu hancur dalam serangan Israel.
Media itu juga menggarisbawahi tiga pilar pertahanan Iran: Program rudal yang aktif dan berkembang, Dukungan terhadap poros perlawanan regional, dan Program nuklir non-militer yang tetap dijaga, meski Iran memiliki sekitar 400 kg uranium 60%.
Di bagian akhir, analis Israel memperingatkan bahwa retorika agresif pejabat Amerika–Israel dapat memicu salah perhitungan. Meski diperkirakan kehilangan 30–40% kemampuan, laporan itu mengakui bahwa infrastruktur pertahanan Iran tetap hidup, fleksibel, dan bergerak menuju deterrence yang lebih cerdas—sebuah kenyataan yang bahkan media Israel tidak bisa lagi menutupinya.
Your Comment